My Follower

Minggu, 15 Juli 2012

SeNGENES itukah menJOMBLO?



Nama : jomblo Hobi : mojok dikamar sambil pandang-pandangan dengan layar hape disaat orang lain pada janjian satnite-an
Pacaran : exit twitter dandan, LDR : exit twitter, ke salon ketemuan, Jomblo : exit twitter, benerin genteng, sign in lagi
Pacaran : on the way LDR : on line Jomblo : mati segan hidup ogah

Dan masih banyak lagi tweet berirama senada dengan tweet diatas.  Jujur ya, aku sih males following akun yang seperti itu, nggak ada gunanya sama sekail, tapi apa mau dikata apabila sekian dari akun yang ada dalam daftar followingku sering me-retweet tweet tak berguna seperti ini, yasudah otomatis secara tidak langsung akupun membacanya. Ahahaha, ini namanya diskriminasi jomblo, benarkah seperti itu kenyataannya? Apakah yang pacaran itu lebih bahagia dari yang jomblo seperti penggambaran diatas? Aku jomblo tuh, tapi kok biasa aja ya? Jarang galau malah, paling kemarin itu galaunya gara gara nggak bisa ngerjain soal fisika dan matematika *lol. Benarkah sengenes itu? Okey, aku akan mengupas masalah ini sebisaku.

Di era globalisasi ini, sepertinya budaya pacaran memang terlihat seperti hal yang wajib. Kebanyakan sih ya, dulu sih alasannya penjajakan sebelum pernikahan. Tapi masa iya anak SMP melakukannya untuk alasan itu? Mau nikah beneran tu? Ahh, kok sepertinya tidak ya. Lalu apa tujuannya? Aku suka sama dia yaudah aku tembak aja, temenku pada punya pacar, masa aku enggak, biar bisa dipamerin ketemanku kalo aku punya pacar cantik, iseng aja pengen nyoba pacaran, aku nggak mau dibilang nggak laku ( emang dagangan apa nggak laku) dan alasan tidak masuk akal lainnya yang tidak bisa aku sebutin satu persatu. Lalu tujuan sebenarnya apa? Main main tok gitoh? Sepertinya media memang berperan penting dalam menciptakan generasi pemuda yang seperti ini, bagaimana tidak tayangan dalam tivi setiap hari itu temanya nggak jauh jauh dari cinta melulu, makanya deh, yang ada di mindset remaja jaman sekarang itu pacaran itu seperti sebuah keharusan, dan yang nggak pacaran ketinggalan jaman! Satnite menjadi sebuah kewajiban, yang enggak ngadain ritual satnite-an ngerasa terkucilkan. Bujuk rayu ditebarkan, dzikir dilupakan, namanya selalu disebut, I love you forever sayang, gitu katanya, sedangkan asma Allah tiada terucapkan. Wah, kalau generasi muda muslimin seperti ini, sepertinya kaum yahudi dan antek anteknya senang sekali, karena inilah misi mereka, menjajah secara diam diam dan ternyata manjur juga, 

Siapa sih penerus masa depan? Tentu saja pemuda dan remaja hari ini, tidak mungkin generasi yang saat ini memimpin akan memimpin selamanya, bumi ini berputar bro. Lalu apa yang diharapkan dari generasi muda yang disibukkan hal hal seperti ini? Belajar segan, ibadah ogah ogahan, pacaran terus terusan. Memang sih, tidak semua aktivitas  acaran akan berakhir dalam perzinaan, tapi setiap perzinaan bermula dari sana. Lagipula mendekati zina saja sepertinya tidak boleh.

Ahh, penulis nih sok suci! Masak sih gak pernah fall in love? Atau jangan jangan penyuka sesama jenis. Nah lo! Enggak! Apalagi yang terakhir itu, na'udzubillah banget deh. Aku juga wanita normal, makhluk yang lemah dengan segala segala bujuk kata. Rasa tertarik terhadap lawan jenis pastilah ada, itu fitrah broo, tapi tentu saja ketika rasa itu muncul aku tidak membiarkannya berkembang, mengapa? TENTU SAJA KARENA AKU TAHU AKU BELUM SIAP MENIKAH, AKU MAU KULIAH DULU WOY! Jadinya ya, sepinter pinternya memenej perasaanlah ya ditahanlah. Ada yang bilang nih, kalau suka sama orang katakan sebelum dia diambil orang. Yah, tentu aku ingin mengutarakan perasaanku, aku juga ingin tahu apakah dia merasakan hal yang sama denganku, tapi siapkah aku dikhitbah? Lagi lagi jawabannya tidak! Jadi, aku hanya bisa menahan perasaanku, lagipula kalau memang dia jodohku nggak akan diambil orang tu, orang namanya jodoh tuh ya udah ketulis dari sono, kalau orang yang aku suka itu diambil orang, ya berarti bukan jodohku, simpel kan?

Daripada yang pacarannya sama siapa nikahnya sama siapa, itukan lebih sakit hati. Lagian in fact, yang galau itu yang pacaran deh, kalau yang single nih ya nggak pernah tuh pusing akan hal yang belum pasti. Percaya yang pasti aja lah, jodoh udah diatur, nanti kalau udah waktunya juga akan dipertemukan, kalau sekarang masih single ya berarti memang belum saatnya. Lagipula makna cinta sering disalah kaprahi dengan yang namanya nafsu, nafsu ingin memiliki, nafsu ingin bersama. "uhibbuki fillah" gitu katanya, tapi mana mungkin cinta itu melanggar aturan dari sang Pemilik cinta? Aturan dari Sang Pemilik Cinta itu kan jangan mendekati zina, yasudah ikuti saja kalau memang mencintai karena Allah. Masak iya tega menjerumuskan orang yang disayang kedalam lembah kenistaan? Kalau sudah halal kan enak tuh, beda lagi ceritanya, segala perbuatan yang bermesra mesraan itu malah menjadi barokah dan ibadah lo kalau niatnya lillah,  jika dilakukan sebelum halal ya berarti kebalikannya.

Ya intinya gitu deh, inspirasi malam ini. Ini kan satnite, jadi banyak tweet begituan yang membuat aku terdiskriminasi sebagai jomblo. Terserah ada yang bilang aku sok suci atau apalah, tapi ini aturan agamaku, dosaku sudah banyak, dan aku tidak ingin menambah noda hitam dicatatan amalku. Hidup ini cuma persiapan buat diakhirat nanti, apalah artinya bahagia sesaat jika itu membawa sengsara di akhirat. Ushikum wa iyyaya nafsi. Wallahu a'lam bishshawab.

Artikel Terkait Lainnya :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar