My Follower

Senin, 02 Januari 2017

Hierarki Mimpi

Disaat hidup terasa hambar, ga tentu arah, sehari hari cuma "glundung" aja ngikutin alur yang sudah ada tanpa target yang jelas ( and this is me at the moment :" ), saat itulah saat yang tepat untuk merancang masa depan lagi, supaya hidup kita ini jelas arahnya kemana, jelas tujuannya, sehingga kita pun tidak menyia nyiakan setiap langkah yang kita ambil mulai dari saat ini, supaya waktu luang yang kita punya jelas terisi dengan kegiatan yang bermanfaat, bukan hanya dengan taking nap atau nonton drama, ya kan? :"

Bagi saya, mimpi itu sama dengan tujuan hidup, karena dengan punya mimpi saya merasa hidup saya di dunia yang hanya mampir "ngombe" ini punya tujuan yang jelas. Mimpi itu pun terbagi ke dalam sebuah mimpi yang paling besar dan mimpi mimpi kecil lainnya. Apa mimpi yang paling besar? Bersama keluarga masuk surga, bertemu Allah dan RasulNya. Karena surga lah tempat asal manusia dan kita harus mengusahakan untuk kembali kesana. Mimpi yang kecil kecil apa? Banyaaak, hihiiii, tapi ngga perlu saya sebutin disini semua yaa :3

Lalu, dalam upaya menggapai mimpi mimpi itu, mungkin ngga sih akan ada konflik antara satu mimpi dengan mimpi yang lain? Mungkin saja. Maka dari itu saya, Hanna, remah remah dek koas yang memiliki strata terendah dirumah sakit memperkenalkan sebuah teori yaitu hierarki mimpi.

Maksudnyaaa????




Jadi, setiap mimpi itu punya tingkatan dari yang paling tinggi sampai paling rendah. Sehingga ada yang harus lebih diutamakan daripada yang lain, jika ada konflik antar mimpi oleh karena berbagai macam sebab, maka hirarki yang berada ditingkatan paling bawah harus mengalah. 

 Coba perhatikan bagan dibawah ini.

Keterangan : nomor 1 merupakan hierarki paling tinggi.
Nb.  kalau ada suami nanti hierarki suami berada diatas orang tua yaa buat kamu hawa...

Nah, sudah paham maksud bagannya?
Maksud hierarkinya itu begini; misalkan saya punya impian menjadi dokter spesialis bedah, qaddarallah suami saya juga sibuk sekaliii sedangkan saya masih punya anak usia setahun. Saat itu saya bimbang, antara sekolah lagi dan nitipin anak ke orang tua atau saya nunda sekolah dan fokus terhadap anak. Jadi saya pilih yang mana? Lebih baik saya menunda sekolah, atau misalkan lanjut sekolahpun yang tidak terlalu sibuk sehingga saya bisa mengasuh anak saya. Kenapa? Buat saya, menitipkan anak saya untuk diasuh Ibu itu sangaaat tidak elok, Ibu saya sudah cukup lelah membesarkan anak anaknya sampai sekarang, dan saya pun sudah sangaat merepotkan Ibu bahkan saat saya masih didalam janin,di masa tua beliau dimana harusnya beliau menikmati masa tua dengan bersantai sangat tidak pantas jika saya masih merepotkan beliau dengan anak saya. Dan membesarkan seorang bayi itu nggaak pernah mudah, pasti akan sangat merepotkan Ibu. Pasti :"
Buat saya, berbakti pada orang tua memiliki hierarki yang lebih tinggi dibandingkan sekolah lagi. Apalah artinya saya mendapatkan impian saya sekolah lagi tapi mengabaikan bakti saya pada orang tua, apalagi kalau sampai melanggar perintah Allah. Don't give too much for the whistle, okay?

Punya cita cita duniawi itu boleeh, apalagi cita cita duniawi nya itu dijadikan sarana kehidupan akhirat juga, boleh banget malahan. Tapi yang harus diingat, cita cita duniawi itu dalam usaha pencapaiannya ataupun tujuannya sama sekali tidak boleh bertentangan dengan semua hierarki diatasnya. Ada yang lebih penting diantara yang penting penting lainnya, disinilah peranan kita menentukan skala prioritas sangat diuji. 

Lalu apa gunanya bermimpi, jika toh kemungkinan untuk tercapainya sangat sedikit? Hey, memangnya jika mimpi itu tak terwujud it means the end of the world? No, absolutely. It means that we're directed to something better.

Saya belajar banyak dari masa lalu saya, dimana saya pernah merasa tersesat di fakultas kedokteran, tapi sekarang saya cintaa banget sama ilmu ilmu kedokteran yang amat sangat mengasyikkan ini *ceileh*, bahwa tugas manusia itu memang hanya berusaha dan berdoa, jikalau keduanya sudah dilakukan secara maksimal ternyata Allah membelokkan kita ke arah yang lain ( it means kita ngga dapat apa yang kita harapkan, tapi malah mendapat hal lain yang bahkan tidak pernah kita duga sama sekali ) bisa jadi hal itu merupakan hal yang terbaik untuk kita meskipun kadang manusia suka telat sadar, suka sok tau mana yang terbaik baginya, padalah Allah Maha Mengetahui tentang apa yang tidak kita ketahui.

Finally, impian impian kita di dunia ini jangan sampai merusak kehidupan akhirat kita. Apalah artinya kesuksesan selama beberapa tahun di dunia jika dibandingkan dengan siksaan di akhirat dimana 1 hari di akhirat = 1000 tahun di dunia. Lamaaaa :"

Thats all. 

Terakhir, saya ingin menyampaikan beberapa ayat dari kitabullah, QS Al A'la ayat 14 -17, semoga dapat menjadi pengingat bagi kita semua.

قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّى ﴿١٤﴾
Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), (14)
وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى ﴿١٥﴾
dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. (15)
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا ﴿١٦﴾
Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. (16)
وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى ﴿١٧﴾
Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (17)

Artikel Terkait Lainnya :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar