Saya
sering sekali mendengar ungkapan seperti itu. Intinya, jangan menilai isi suatu
buku dari sampulnya saja, tetapi isinya juga. Sekilas memang benar, tapi
kemudian saya berfikir lagi, benarkah seperti itu? Apalagi dalam Islam
khususnya buat perempuan, hijab merupakan hal yang sangat penting, menutup
aurat itu WAJIB hukumnya, iya kan? Jadi nggak salah dong menilai dari covernya,
karena berhijab itu tanda ketaatan. Tapi dengan catatan, cover saja tidak
cukup, dalamnya juga :D
Jangan hanya gara gara quote tadi lantas enggan memperbaiki cover. Bukankah segala hal yang mahal itu pasti dibungkus dengan bungkus yang rapi dan baik? Hanya orang tertentu yang boleh menyentuhnya. Coba liat aja, pisang goreng dipinggir jalan, karena harganya murah jadi tidak memiliki cover dan semua orang bisa menyentuhnya. Bandingin sama iphone, hape yang lain juga sih, pasti ada tulisan "jangan diterima bila segel rusak", jadi hanya orang yang telah setuju membelinya yang berhak membuka segel dan menyentuh iphone tersebut. Seperti itu jugalah wanita, wanita itu terhormat maka hormatilah dirimu!
Jangan hanya gara gara quote tadi lantas enggan memperbaiki cover. Bukankah segala hal yang mahal itu pasti dibungkus dengan bungkus yang rapi dan baik? Hanya orang tertentu yang boleh menyentuhnya. Coba liat aja, pisang goreng dipinggir jalan, karena harganya murah jadi tidak memiliki cover dan semua orang bisa menyentuhnya. Bandingin sama iphone, hape yang lain juga sih, pasti ada tulisan "jangan diterima bila segel rusak", jadi hanya orang yang telah setuju membelinya yang berhak membuka segel dan menyentuh iphone tersebut. Seperti itu jugalah wanita, wanita itu terhormat maka hormatilah dirimu!
Kata
ustadz Felix :
berhijab
bukan berarti paling benar, tapi menetapi kebenaran | berhijab bukan sok suci,
hanya usaha menjaga kesucian :)
berhijab
bukan berarti jadi malaikat, tapi bagian dari taat | berhijab bukan berarti
tiada dosa, tapi usaha maksimal jalani puasa :D
Coba
direnungi, memang berhijab itu bukan jaminan seseorang
suci, atau semua perbuatannya benar 100%, tapi berhijab itu salah satu tanda
ketaatan pada Allah. Kita diperintahkan untuk berIslam secara kaaffah olehNya,
jadi seharusnya segala perintahNya dijalani dan segala laranganNya dijauhi,
tanpa terkecuali, bukan dengan memilah milah mana yang ditaati dan dijauhi
sesuka hatinya.
Bener deh, bukannya sok suci atau merasa paling
benar, hanya untuk jadi muslimah yng beriman secara kaaffah salah satu caranya
adalah berhijab. Sama saja jika kita beribadah, kemudian pahala itu terkurangi
karena kita tidak melakukan kewajiban yang lain, lebih baik sempurnakan!
Oh ya, zaman sekarang ini, penutup kepala memang menjadi mode dan trend (
aku ga bisa bilang jilbab ) bagus sih modelnya, aku sebagai wanita juga
tertarik, tapi syar’ikah ? Diakhirat nanti akankah kita ditanya bagaimana model
jilbabmu?Mana yang lebih penting, syar’i atau mode? Yang pernah belajar tentang
hijab pasti tahu syarat jilbab yang benar itu seperti apa, kalau yang belum
tahu silahkan googling atau beli buku, sekarang zaman terbuka ilmu bisa didapat
darimana saja. Jadi yang seperti apa? Nggak cukup lo Cuma nutupin kepala! Tubuh
wanita itu diciptakan indah, mahal dan terhormat, maka sebagai wanita
hormatilah dirimu! Nggak semua orang bisa melihat, aurat itu aib! Exklusif
untuk suamimu nanti! Jangan biarkan mata jelalatan itu menikmati tubuhmu nan
indah dan terhormat itu, kamu berharga! Orang terhormat tahu kehormatannya!
Sepertinya susah ya, ya memang! Namanya juga dunia tempatnya ujian, ujian mana
ada yang gampang, pasti susah karena Allah hanya menginginkan hambaNya yang benar
benar taat yang layak menghuni syurga. Jadi, inilah ujian kita, kita sanggup
atau tidak.
Wah, lagi lagi saya menulis seperti ini bukan karena sok suci atau sok
benar, saya hanya manusia biasa yang tentu banyak dosa. Saya hanya ingin
mengingatkan, terus terang saya prihatin, untuk sementara inilah yang bisa saya
lakukan. Menulis di blog, share ke social media, berharap ada yang membaca dan
mendapat hidayah karenanya. Anfa’uhum linnas, itulah sebaik baik manusia
menurut Rasulullah. Saya hanya berusaha menaati Allah dan RasulNya, karena
tujuan hidup ini memang untuk itu kan?
Ushikum wa iyyaya, wallahu a’lam bishshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar