My Follower

Kamis, 28 Februari 2013

IPK itu ujian mamen!

Ah, akhirnya IPK keluar juga. :)
Apapun hasilnya harus disyukuri. Bagiku, IPK kecil atau besar itu keduanya merupakan ujian. Mengapa? Kalau IPK besar berarti kita sedang diiuji sama yang namanya ujian kenikmatan. Kalau IPK nya kecil ya kita diuji sama hal yang nggak enak.

Jadi intinye, kalau dapet nilai IPK yang cakep, ga boleh sombong lah ya. Nilai yang besar itu bukan penentu kesuksesan. Nilai yang kurang bagus pun bukan akhir dari segalanya. Nilai itu cuma salah satu indikator kesuksesan dalam belajar. Inget, cuma SALAH SATU! Dan pada kenyataannya, praktek itu lebih penting dari sekedar teori. Tapi, bukan berarti teori itu ga penting loh yaa, catet!

Bukan berarti misalkan kita dapet IPK yang kurang memuaskan terus kita dengan seenaknya bilang bahwa anak anak yang mendapat IPK besar itu hanya mementingkan teori daripada praktek. Kalau saya pribadi, pengen dapetnya ya yang bagus, soalnya buat saya IPK itu semacam bukti tanggung jawab sama orang tua yang udah susah susah ngebiayain kuliah kita. Lha apalagi yang bisa kita kasih? Apalagi mahasiswa fakultas kedokteran pre-klinis seperti saya, kan belum boleh praktek praktek gitu, makanya mengguasai teori itu penting.

Lalu misalkan udah belajar mati matian sampe begadang dan ternyata hasilnya tetep gitu aja, terus kudu piye?

Senin, 18 Februari 2013

REALISTIS!

Yang kaya dan yang miskin semuanya akan berakhir ditempat yang sama
Berawal dari sebuah ketidak sengajaan, ketika saya berjalan jalan di dunia maya sedang mencari sesuatu yang bisa menginspirasi saya dan akhirnya entah kenapa, bagaimana bisa, akhirnya saya menemukan situs andyoctavian.org . Alhamdulillah, isi blognya inspiratif sekali.

Intinya, hidup itu harus REALISTIS! Mungkin selama ini sebagian orang menganggap mereka yang yang sangat memperhatikan agamanya dan berusaha berada dikalangan orang yang shalih dengan sebutan sok idealis, tidak realistis, dan anggapan negatif lainnya.

Padahal, faktanya hidup didunia ini cuma sementara. Cuma mampir sebentar. Sedangkan kehidupan abadi itu diakhirat nanti. Bagaimana kehidupan kita di akhirat nanti amat sangat ditentukan oleh kehidupan kita di dunia. Semua orang, baik itu kaya miskin, cantik jelek, berpangkat ataupun tidak, semuanya akan mati. Terkubur didalam tanah, menuju sebuah alam yang kita tidak diberi pengetahuan tentangnya. Yang mungkin bahkan sebagian scientist yang menuhankan akal dan rasio menolak keberadaan alam itu disebabkan tidak ada bukti nyata yang bisa menjelaskan keberadaan alam itu.

Jadi, dengan melihat kenyataan ini, sebenarnya siapa yang realistis dan tidak realistis? Tanya pada hati nurani anda dan anda akan tahu jawabannya.

Akan tiba suatu hari, HARI KEADILAN, dimana perbuatan baik dan buruk sekecil apapun akan diperlihatkan. Mengapa HARI KEADILAN itu ada? Untuk memberikan keadilan pada setiap manusia, karena kita sering menemukan ketidak-adilan didunia ini karena ulah manusia. Lihat saja, Para koruptor bebas berkeliaran, perzinaan menjadi seperti barang legal yang ada dimana mana, Israel dengan pongahnya berusaha merebut tanah Palestina tanpa ada usaha pencegahan dari badan perdamaian dunia. Adilkah? Tentu saja kita geram, bagaimana bisa koruptor itu bermewah mewah sedangkan masih banyak rakyat indonesia yang tidur dibawah kolong jembatan. Tapi Allah itu Maha Adil, Maka di HARI KEADILAN itu, semua akan mendapatkan balasan atas apa yang diperbuatnya.

Maka dari itu, karena Allah itu Maha Adil.....
Akankah sama orang yang berbuat shalih dan tidak?
Akankah sama orang yang menahan nafsunya dan tidak?
Akankah sama orang yang membelanjakan hartanya dijalan Allah dan tidak?
Akankah sama, seorang pemuda yang berada di ranah konflik. Disana ia tak henti menyebut asma Tuhannya, menghafal alqur'an, berani mati membela agamanya, berusaha keras dengan segenap kekuatannya untuk bertahan hidup, bekerja keras untuk menunjukkan kesungguhannya kepada Allah, dengan pemuda yang berada di ranah yang aman tetapi dia lalai, berasyik dengan musik, dan berfoya dengan harta orang tua?

Wallahu a'lam bishshawab.