My Follower

Minggu, 03 November 2013

Buat apa benci?

Ceritanya nih yaa, beberapa hari yang lalu saya ini lagi sebel sama seseorang, mendekati level benci malahan.
Tapi alhamdulillah, Allah masih mengingatkan saya......

Dalam diam saya berfikir, buat apa saya benci? Apa keuntungannya buat saya? Dan apakah dengan rasa benci itu bisa bisa mengubah sikapnya?

Kenyataannya, dengan saya membencinya ngga akan mendatangkan keuntungan sama sekali buat saya dan juga buat orang yang saya benci........
dengan rasa benci itu saya tidak bisa mengubah sikapnya.....
dan yang paling penting, rasa benci itu NGGA PENTING sama sekali. 

Sebaliknya, dengan adanya rasa benci itu cuma bikin capek, cuma bikin hati kotor, bikin muka cepet tua soalnya cemberut terus :3

Nah, makanya sebelum membenci seseorang, ada beberapa hal yang patut kita fikirkan terlebih dahulu :
  1. Jangan jangan selama ini kita terlalu fokus pada kesalahan. Sejatinya orang yang kamu benci itu baiiik banget, tapi gara gara kamu liatnya ke kekesalahan dia aja, makanya dia keliatan buruk . Sama aja kaya ada noda di kertas putih, padahal nodanya sih dikit, yang putih lebih banyaak, tapi kalo fokusnya di nodanya aja ya jadilah kertas itu kertas yang kotor menurutmu.
    Kamu liat apa? Noda hitamnya atau kertas putihnya? 
  2. Perbedaan karakter. Yak, kali aja hal yang membuatmu benci hanyalah perbedaan karakter. Milyaran manusia didunia looo, pasti karakter dasarnya juga beda. Sekelas khalifah aja ada perbedaan karakter, Abu bakar ra yang terkenal dengan karakternya yang lemah lembut dan Umar bin Khattab ra yang terkenal dengan karakternya yang keras. Dengan karakter yang berbeda, masing masing dari mereka punya cara yang berbeda dalam menanggapi suatu masalah, namun pada kenyataannya perbedaan itu sama sekali tidak membuat mereka terpecah, iyakan? Yang dibutuhkan dalam menanggapi perbedaan itu adalah pengertian dan lapang dada. Justru ketika perbedaan itu berhasil disatukan, akan tercipta sebuah harmoni yang hebat. Ibaratnya sih kaya musik, musik terdengar indah karena mereka dimainkan dari nada yang berbeda yang disatukan, bayangin aja kalau musiknya dimainkan dalam satu nada yang sama, pasti ngga akan ada keindahahan yang bisa dinikmati.
  3. Kalau kamu membenci dia atau bahkan memakinya, coba mikir deh, sudahkah kamu menjadi seseorang yang lebih baik dari dia? Makanya, jangan sibuk menghitung aib orang lain, mendingan mikirin aib diri sendiri. Saya sudah pernah membahasnya disini. Lagipula, bisa jadi orang yang menurutmu hari ini jahat dan kamu memakinya, beberapa hari kedepan bisa berubah menjadi orang yang bener bener shalih dan tawadhu'. Bisa jadi looo, kan hidayah Allah itu ada dimana ajaa :D

Jadi, intinya nih yaaa ngga perlu lah benci sama orang, banyak mudharatnya. Kalaupun kamu liat orang melakukan hal yang ngga bener, ingetin aja orangnya, syukur syukur kamu bisa merubahnya, kalaupun engga bisa ngingetin, minimal doakan semoga dia bisa berubah dan jangan sebar aibnya, sebisa mungkin hindari ghibah. Clear?

Akhir kata, tulisan ini saya tujukan terutama untuk diri saya sendiri, saya ini masih banyak khilafnya, suka bete liat orang, dan suka ngambek. Makanya, untuk mengurangi sifat buruk saya itu saya mencoba muhasabah dan mengambil hikmah dari kejadian yang saya alami untuk kemudian saya tulis didalam blog ini. Dengan harapan, semoga dengan tulisan saya ini saya bisa melakukan self-healing terhadap jiwa saya yang masih kotor dan harapan saya lagi, semoga tulisan ini bisa bermanfata bagi orang lain. Wallahu A'lam bishshawab, jazakumullah khairan katsiran.

Sumber gambar : 




Artikel Terkait Lainnya :



1 komentar:

  1. Iya benar, buat apa benci jika memaafkan lebih indah dan menenangkan?

    BalasHapus