My Follower

Sabtu, 06 Oktober 2012

Just Because You're A Medical Student, Doesn't Mean You Can Be Arrogant!

Judulnya ngeriiii. Pagi pagi loo, udah nulis kayak ginian. Jangan salah, ini bukan marah marah, hanya bagian dari muhasabah yang semoga menghindarkan diri kita dari salah arah dan salah kaprah.

Jadi gini ya, menuntut ilmu adalah salah satu perbuatan mulia yang akan bernilai ibadah jika niatnya hanya untuk Allah semata, sama seperti perbuatan lainnya. Namun bila niatnya hanya untuk dunia, semata mata hanya untuk mencari pekerjaan, uang, dan martabat maka perbuatan itu akan sia sia, bahkan Allah pun mengancam  bahwa orang yang seperti itu tidak akan mencium bau surga. Na'udzubillah.

Saking tingginya penghargaan dari Allah untuk para penuntut ilmu, Dia pun mengangkat derajat bagi para penuntut ilmu beberapa derajat lebih tinggi daripada mereka yang tidak menuntut ilmu.

Dan ilmu itu sendiri pun bermacam macam dan tidak mungkin bagi satu orang untuk bisa menguasai dengan benar benar seluruh ilmu didunia ini. Saya pikir itu absurd sekali. Maka dari itu ada istilah penjurusan, setiap orang memilih jurusan ilmu yang diminatinya untuk dipelajari lebih dalam supaya apa yang didapat tidak hanya setengah setengah. Kalau zaman sekarang, kuliah kan ada jurusan jurusan tuh, itu dia pengelompokannya. Ada jurusan kedokteran umum, psikologi, pendidikan bahasa Inggris, ekonomi akuntansi dan lain sebagainya. Semuanya sama, semuanya baik! Hanya ilmu yang dipelajarilah yang berbeda, nothing else. Bahkan yang tidak sanggup untuk kuliah tapi tetap mencari ilmu dari jalur tidak formal pun baik. Yang salah itu adalah yang kuliah tapi malah malas malasan atau yang lebih parah lagi yang menggunakan alasan tidak sanggup kuliah untuk berhenti belajar. Ini anggapan yang salah, menuntut ilmu itu harus dilakukan sepanjang hayat, entah itu jalur formal maupun non formal, kita lihat saja contoh ulama terdahulu, dulu kan tidak ada istilah sekolah formal, meskipun begitu mereka tetap mengembara kemana saja dan melakukan banyak usaha agar dapat menuntut ilmu.

Jangan sampai ada perasaan lebih tinggi dan menghina jurusan lain yang "dianggap" lebih rendah. Itu hanya akan menurunkan harga diri kita. Maaf ya, saya bukan bermaksud ghibah, hanya memberi contoh hal yang saya anggap tidak baik dan tidak pantas untuk dilakukan. Semoga yang saya maksud segera sadar. Saya pernah membaca sebuah tweet yang pada intinya merendahkan jurusan agama islam dan menganggap tinggi jurusan kedokteran. Padahal itu dipost di Twitter, jaringan sosial yang bisa dibaca siapa saja, apalagi saya yakin banyak diantara followernya yang merupakan mahasiswa dari fakultas agama Islam. Jujur, dari lubuk hati yang terdalam hati saya sakit, apalagi hati orang orang dari fakultas tersebut yang membacanya.

Belajar agama Islam itu tidak semudah yang dibayangkan bro, agama Islam itu luas, dan harus berhati hati dalam belajar karena jika salah mengambil guru dan dosen bisa bisa jadi liberal, na'udzubillah. Ilmu mushtholahul hadits contohnya, mennurut saya ilmu ini lumayan rumit. Mengelompokkan hadits shohih, dho'if, dan maudhu' bukanlah hal yang mudah, dan insya Allah ilmu ini juga amat sangat bermanfaat bagi ummat. Janganlah definisikan manfaat itu cuma secara fisik saja, contohnya dokter yang mengobati pasien. Bermanfaat bagi ummat itu luas, secara spiritual, emosional, dan finansial juga bisa.

Intinya, mari kita hindarkan sifat merasa lebih tinggi dari yang lain. Mungkin perbedaan itu hanya terdapat di biaya saja, memang biaya untuk kuliah di fakultas kedokteran lebih mahal dari fakultas lainnya. Tapi tunggu dulu, memangnya uang itu uang kita sendiri? Pastinya uang dari orang tua kita, lagipula semua hanya bisa kita dapat min fadhli Rabbina, hanya dari kemurahan Tuhan kita. Lagipula bayangkan saja jika semua orang didunia ini menjadi dokter, lha siapa yang mau design bangunan? Siapa yang mau ngajar SMP? Siapa yang mau jadi polisi? Semoga tulisan ini bermanfaat.

Ushikum wa iyyaya nafsi, WALLAHU A'LAM BISHSHAWAB

Artikel Terkait Lainnya :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar