My Follower

Jumat, 01 Agustus 2014

Sakit kepala = tekanan darah tinggi, benarkah?

Sepengalaman saya selama ini, banyak diantara ita yang mengaitkan bahwa sakit kepala adalah gejala dari tingginya tekanan darah. Bahkan banyak diantara kita yang dengan "pede"nya mengatakan bahwa tidak menderita hipertensi hanya karena tidak pernah merasakan sakit kepala, dan juga sebaliknya, banyak diantara kita yang datang ke dokter disebabkan dia mengira bahwa dirinya mempunyai tekanan darah tinggi dengan gejala sakit kepala terus menerus, tapi bener ngga sih?

Nah, kali ini saya ingin membahas tentang hipertensi beserta gejalanya, beserta mitos mitos yang selama ini banyak berkembang di masyarakat tentang hipertensi. Tentu saja, tulisan ini bukan tulisan saya sendiri, melainkan bersumber dari web milik American Heart Association bisa diklik disini, dan juga dari berbagai jurnal yang berjudul disini , disini, disini dan juga artikel dari bmj yang bisa diakses disini.


Selama ini, banyak orang beranggapan bahwa hipertensi akan mengakibatkan beberapa gejala, seperti gugup, berkeringat dan susah tidur. Ada juga mitos tentang hipertensi yang mengatakan bahwa tekanan darah yang tinggi akan mengakibatkan sakit kepala dan mimisan. Padahal pada kenyataannya, sebagian besar keadaan hipertensi merupakan symptompless condition , maka dari itu hipertensi dijuluki sebagai silent killer. 

Dari hasil penelitian yang selama ini dilakukan, tidak terdapat hubungan antara hipertensi dan sakit kepala. Sakit kepala dapat terjadi jika telah terjadi krisis hipertensi, yaitu tekanan darah sistol >180 mmHg atau tekanan diastol >110 mmHg.

Bahkan menurut penelitian, orang yang memiliki tekanan darah sistol lebih tinggi memiliki 40% lebih rendah untuk menderita sakit kepala dibandingkan dengan orang yang memiliki tekanan darah yang normal. Fenomena ini kemungkinan disebabkan oleh hypalgesia  ( menurunnya sensitivitas terhadap rangsangan nyeri ) yang diakibatkan hipertensi. Banyak penelitian yang membuktikan hubungan hypalgesia dan hipertensi meskipun mekanisme hypalgesia akibat hipertensi ini juga belum jelas, bisa jadi karena inhibisi terhadap rangsangan nyeri oleh baroresptor, atau mungkin juga akibat pengaruh dari sistem saraf pusat ( selengkapnya baca disini ). Para peneliti juga berfikir, bahwa semakin tinggi tekanan darah, semakin kaku pula pembuluh darah, semakin kaku pembuluh darah, semakin kecil kemungkinan ujung saraf bekerja dengan benar.Jika ujung saraf tidak berfungsi dengan benar, maka semakin kecil kemungkinan seseorang untuk dapat merasakan nyeri.

Bagaimana dengan mimisan? Mimisan juga bukanlah indikator yang reliabel untuk hipertensi. Dalam sebuah penelitian, 17 % pasien dengan hipertensi mengalami mimisan, dan sebanyak 83% tidak mengalami mimisan. Meskipun begitu, orang dengan early stage hipertensi bisa mengalami mimisan yang lebih sering daripada biasanya. Dan yang harus diingat, mimisan dapat diakibatkan berbagai banyak faktor karena pembuluh darah yang terdapat disana sangatlah tipis.

Besar sekali kemungkinan gejala hipertensi akan timbul jika telah terjadi krisis hipertensi ( tekanan sistol >180 mmHg dan diastol > 110 mmHg ). Gejala yang mungkin timbul :
  1. Nyeri kepala hebat
  2. Gelisah
  3. Sesak nafas
  4. Mimisan
So, jika tekanan darah tinggi, tapi ngga nyampe krisis hipertensi, misalkan 140 mmHg/ 90 mmHg, kemungkinan besar tidak terjadi gejala, namun ternyata tekanan darah yang tinggi tersebut telah mengakibatkan berbagai macam komplikasi tanpa disadari , namanya juga silent killer :')

Maka dari itu, kita harus rutin mengecek tekanan darah kita, apalagi jika kita memliki faktor resiko hipertensi, seperti :
  1. Riwayat keluarga yang menderita hipertensi
  2. Umur, semakin tua maka seseorang memiliki resiko untuk menderita hipertensi lebih tinggi diakibatkan fleksibilitas pembuluh darah akan semakin menurun bersamaan dengan bertambahnya umur
  3. Gender; laki laki memiliki resiko lebih tinggi pada usia <45, pada usia 45-54, dan 55-64 laki laki dan perempuan memiliki resiko yang sama, dan umur 65 keatas, perempuan memiliki resiko lebih tinggi.
  4. Aktivitas fisik yang kurang
  5. Sering makan makanan yang mengandung banyak garam
  6. Overweight
  7. Konsumsi alkohol 
  8. Merokok
  9. Kadar kolesterol tinggi
  10. Diabetes 
In conclusion, hipertensi ini biasanya tidak menimbulkan gejala. Jadi, jangan hanya karena kita merasa tidak pernah sakit kepala, atau tidak pernah merasakan gejala yang lainnya, maka kita mengabaikan tekanan darah kita. Kalo kata di situsnya AHA , " If you ignore your blood pressure because you think symptoms will alert you to the problem, you are taking a dangerous chance with your life."

Wallahu a'lam bishshawab.

Artikel Terkait Lainnya :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar